Sahabat, Sang Buddha Gautama (563-483 SM) mengatakan: “Belajarlah dari (aliran) sungai-2 pada celah-2 dangkal dan alur sempit: arus di kanal kecil dan dangkal suaranya bising, arus yg besar lebih tenang. Apapun yg tidak penuh akan bising. Apapun yang penuh akan tenang.” Pengetahuan dan kebijaksanaan yg dimiliki seseorang ikut memengaruhi karakter dan perilakunya. Semakin luas dan mendalam pengetahuan dan kebijaksanaan seseorang, maka ia akan semakin berhati-hati, bersikap tenang, dan tampil tanpa dibuat-buat. Orang-2 besar spt Mahatma Gandhi, misalnya, begitu sederhana dan ‘biasa’; demikian juga Nelson Mandela, Mohamad Hatta, Sjahrir, Tan Malaka, dan Gus Dur. mereka semua adalah tipe ‘air tenang menghanyutkan’. Bukan tipe ‘air beriak tanda tak dalam’.
Kutipan dari Sang Buddha Gautama mengenai aliran sungai memberikan perumpamaan tentang bagaimana kedalaman pengetahuan dan kebijaksanaan dapat memengaruhi karakter seseorang. Beliau mengajarkan bahwa dalam aliran sungai yang dangkal dan alur sempit, airnya bersuara bising karena terhambur di berbagai arah. Namun, dalam aliran yang lebih besar dan lebih dalam, airnya mengalir tenang dan stabil.
Hal ini dapat diterapkan dalam konteks kehidupan manusia. Orang yang memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam cenderung memiliki sikap yang lebih tenang dan bijaksana. Mereka tidak tergesa-gesa atau bergejolak dalam tindakan atau perkataan mereka karena mereka memiliki pemahaman yang dalam tentang banyak hal. Mereka mampu menanggapi situasi dengan penuh pertimbangan, tanpa terbawa arus emosi atau situasi yang tidak penting.
Contoh dari tokoh-tokoh seperti Mahatma Gandhi, Nelson Mandela, Mohamad Hatta, Sjahrir, Tan Malaka, dan Gus Dur menunjukkan karakter “air tenang yang menghanyutkan”. Mereka adalah pemimpin yang sederhana, tampil tanpa pretensi, dan lebih condong kepada kebijaksanaan daripada penonjolan diri. Mereka menggambarkan bahwa kebesaran seseorang tidak terletak pada kehebohan atau tindakan dramatis, tetapi pada kedalaman nilai-nilai yang mereka anut dan kontribusi yang mereka berikan kepada masyarakat.
Dengan demikian, pelajaran dari kutipan ini adalah bahwa ketenangan, kesederhanaan, dan kedalaman pengetahuan serta kebijaksanaan adalah ciri-ciri yang mendefinisikan kebesaran sejati dalam kepemimpinan dan kehidupan.
