
Bukan hanya di kolom komentar, Ketika saya berbagi di seminar ada orang yg suka dengan apa yg saya katakan bahkan memuji setinggi langit tapi pada saat yg sama ada yg tidak suka dan mengkritik keras walau di dalam hati.
Jadi, apa yg saya sampaikan baik atau buruk?
Jawabanya saya bukan baik juga bukan buruk, saya adalah saya , saya jadi baik atau buruk sangat terggantung program yg tertanam di kepala orang yg melihat saya.
kalau apa yang saya sampaikan cocok dengan apa yang sudah tertanam di dalam dirinya maka saya baik, dan sebaliknya juga berlaku.

jadi sadari, ini bukan masalah baik atau buruk tapi cocok atau tidak
Kalau anda menggunakan lensa kacamata kuning pasti melihat saya berwana kuning , kalau teman anda menggunakan hijau maka saya hijau.
Apakah saya kuning atau hijau?
tentu bukan keduanya
dan yang menarik adalah bagaimana kita menanggapi kritik,
kalau di kolom komentar ada puluhan pujian dan satu kritikan, kita cenderung melekat dan tergganggu oleh kritikan tersebut.
dulu kritikan selalu menganggu sekali sekarang sekali sekali saja, namun banyaknya malah membuat saya lebih berpikir lebih dalam, makanya saya selalu menambahkan “like” atau “love” pada kritikan tersebut.
karena bagaimanapun bagi sudut pandang pengkritik , apa yang di lontarkan adalah benar baginya.
dan satu hal lagi, sudah lama saya melepaskan pengertian “lawan” , yang selama ini dipercaya banyak orang, seperti lawan benar adalah salah, bagi saya lawan benar itu adalah benar yang lain.
kalau saya lahir dan besar di Irak saya akan memandang amerika musuh tapi kalau saya lahir di prancis maka amerika adalah teman.
lagi-lagi, benar salah yang kita pahami sangat terggantung program yang tertanam.
Dan untuk kehidupan yang lebih baik, sadari bahwa kebencian dan kemarahan kita pada sebuah kaum atau seseorang seringkali bukan karena realitas tapi karena program-program yang tertanam yang tak kita sadari
Tulisan Ini di susun setelah membaca sebuah buku
