Ketika Waktu Membeku: Indahnya Hidup di Momen Itu

Ada masa di mana kenangan hadir layaknya aroma bunga yang muncul seiring angin senja, membawa kita kembali pada tiap rasa, tiap melodi yang pernah menyertai perjalanan itu. Seperti simfoni yang mengalun di kedalaman malam, kenangan kita hidup, menghiasi setiap sudut hati, menyuguhkan manisnya perasaan yang dulu terasa abadi.

Gambar hanya ilustrasi

Dulu, bersama kita menjalani momen-momen itu, seperti daun yang menari bersama angin—tanpa rencana, tanpa kecemasan. Dalam kebersamaan itu, tak ada bayang masa depan yang perlu dikhawatirkan, tak ada luka dari masa lalu yang perlu dibawa. Ada keindahan dalam kehadiran murni, saat seolah dunia berhenti berputar, memberikan panggung pada kita untuk merasakan setiap detik yang bergulir.

Bersamamu, waktu seakan memudar. Hanya ada “now here,” di mana segala rasa hadir tanpa syarat, tanpa batas. “No where” menjadi “now here,” dua kata yang terlihat serupa tetapi menyimpan perbedaan besar: ketika kita sungguh hidup di sini dan sekarang, saat itu pula kita menikmati kedamaian yang tak ternilai. Di tengah keheningan momen itu, hadirnya dirimu menjadi laksana lilin yang menerangi ruang hati, menuntun setiap langkah dengan cahaya lembutnya.

Di sebuah perempatan jalan di Pagi hari

Setiap kata yang terucap, tiap sentuhan yang hadir, bagaikan riak kecil di permukaan air danau—mungkin terlihat sederhana, tapi menciptakan gelombang yang mencapai jauh ke dalam. Kata-kata manis yang dulu terucap tak hanya sekadar bunyi, melainkan nada dalam simfoni keindahan, yang terus berdenting di relung ingatan, memberi rasa hangat pada hati yang kini sendiri.

Maka, ketika kenangan kembali, aku menyambutnya dengan penuh syukur, karena setiap momen itu mengajarkanku untuk merasakan hidup sepenuhnya. Seperti embun yang mengkristal di ujung daun saat pagi, kenangan ini menanti untuk disentuh, untuk dihirup dalam-dalam, lalu perlahan dilepaskan. Kini, meski waktu terus berjalan, kenangan itu tetap utuh, menanti untuk dikenang kapan pun hati ini rindu akan keindahan masa itu.

Diterbitkan oleh Ni Made Adnyani

Aku suka Menulis, aktifitas Mengajar dan Yoga

Tinggalkan komentar

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Mulai