NM. Adnyani

Bontang, 26 Februari 2025 – Aula SMAN 1 Bontang dipenuhi antusiasme dari 252 siswa kelas X yang mengikuti program Guru Tamu bertajuk “Mengenal Lebih Dekat Sejarah Bontang”. Kegiatan ini merupakan bagian dari pembelajaran Ko-kurikuler Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), yang bertujuan untuk memperkenalkan sejarah lokal kepada generasi muda.
Sosok yang dinanti akhirnya hadir—Arif Supriyadi, S.STP, seorang Guru Tamu dari BKPSDM Kota Bontang. Didampingi oleh Ibu Ni Made Adnyani, S.Ag., M.Pd. sebagai moderator sekaligus fasilitator diskusi, Arif Supriyadi tampil memukau, membawa para siswa “berpetualang” menembus lorong waktu untuk mengungkap asal-usul nama Bontang.

“Kita bukan hanya berjalan-jalan dalam segi ruang, tetapi juga dalam segi waktu,” ujar Arif Supriyadi membuka sesinya.
Pernyataan tersebut langsung memantik rasa penasaran siswa dan membuat mereka semakin bersemangat menyimak pemaparan sejarah Bontang.
Mengenal 4 Versi Asal-Usul Nama Bontang
Dalam pemaparannya, Arif Supriyadi menjelaskan bahwa ada empat versi asal-usul nama Bontang, namun yang paling populer adalah versi “Bolang Datang”.
Versi ini merujuk pada sebutan untuk pendatang yang mengenakan ikat kepala dari kain panjang yang menjulang tinggi, yang dikenal sebagai Bolang. Istilah ini tidak hanya diwariskan secara lisan, tetapi juga tercatat dalam Kitab Saway (1350 M), yang menjadi salah satu sumber tertulis tertua mengenai sejarah daerah ini.
Selain versi Bolang Datang, ada tiga versi lain mengenai asal-usul nama Bontang yang masih dapat dikaji lebih lanjut, menunjukkan bahwa sejarah kota ini memiliki dimensi yang kompleks dan menarik untuk ditelusuri.

Untuk membuat suasana semakin hidup, Arif Supriyadi menyelipkan kuis interaktif tentang nama-nama wilayah di Bontang. Para siswa berlomba-lomba menjawab pertanyaan dengan penuh semangat. Siswa yang mampu menjawab pertanyaan dengan benar mendapatkan hadiah yang di bawakan oleh Bapak Arif Supriyadi

Arif Supriyadi tidak hanya memberikan jawaban, tetapi juga mengungkap sejarah di balik nama-nama wilayah tersebut, menjelaskan bagaimana nama-nama itu terbentuk dan berkembang dari masa ke masa.
Mengenal “Kesaksian Bisu Si Kayu Batu”
Setelah sesi kuis yang meriah, perhatian para siswa diarahkan pada sebuah karya tulis berjudul “Kesaksian Bisu Si Kayu Batu”, hasil karya Arif Supriyadi sendiri. Karya ini mengisahkan tentang sebuah pohon besar di Kota Bontang yang menjadi saksi bisu atas kekayaan alam kota ini di masa lalu.
Penjelasan tentang pohon bersejarah ini membuat para siswa terkesima. Mereka menyadari bahwa sejarah tidak hanya bisa dipelajari dari buku atau cerita, tetapi juga dari alam sekitar mereka.

Menanamkan Rasa Cinta terhadap Sejarah Lokal
Di penghujung sesi, Arif Supriyadi menyampaikan pesan inspiratif kepada generasi muda Bontang. Ia mengajak para siswa untuk lebih mencintai daerahnya, menggali potensi lokal, serta melestarikan sejarah dan budaya Bontang agar tetap dikenal oleh generasi mendatang.
Kegiatan Ini diharapkan dapat:
✅ Menumbuhkan rasa cinta tanah air dan kebanggaan terhadap Kota Bontang di kalangan generasi muda.
✅ Menjadi sarana edukasi efektif untuk memperkenalkan sejarah lokal kepada para siswa.
✅ Mendorong semangat penelitian sejarah di kalangan pelajar agar semakin banyak yang tertarik menggali sejarah daerahnya.
Generasi muda Bontang tidak hanya menjadi penikmat sejarah, tetapi juga menjadi penjaga dan pelestari warisan daerahnya.
Kontributor Naskah: Rihana – Ekskul Pers dan Jurnalistik SMAN 1 Bontang is
