NM. Adnyani

Minggu pagi, 13 April 2025. Halaman parkir DPMPTSP—eks Kantor Wali Kota Bontang—berubah menjadi ruang batin yang hening dan hangat. Dari tempat yang biasanya dipadati kendaraan, kini tergelar matras-matras yoga yang menanti tubuh-tubuh hadir, jiwa-jiwa diam, dan nafas-nafas menyatu. Di sinilah Saka Yoga Festival digelar, sebagai bagian dari rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947 yang juga merupakan agenda nasional panitia Nyepi, dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia.
Festival ini mengusung tema Manawasewa, Madhawasewa—pelayanan kepada sesama sebagai bentuk tertinggi dari pelayanan kepada Tuhan. Di Kota Bontang, kegiatan ini dilaksanakan dengan penuh semangat kolaborasi oleh Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Bontang, didukung oleh WHDI, PERADAH, Pasraman Widya Buana, Paruman Walaka, dan Paruman Pinandita.

Sebanyak 77 peserta dari berbagai usia dan latar belakang hadir—anak-anak, remaja, hingga orang dewasa, laki-laki maupun perempuan. Di bawah bimbingan instruktur Ni Made Adnyani dari Bhadra Yoga Sanstha, latihan yoga berlangsung dengan ritme lembut dan penuh kesadaran. Gerakan demi gerakan mengalir seperti doa, nafas menjadi pusat perhatian, dan tubuh menjadi wahana pelayanan—bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk sesama dan semesta.
Dalam sambutannya, Ketua PHDI Bontang, dr. I Wayan Santika menegaskan bahwa yoga adalah bentuk Sadhana—latihan spiritual yang menyucikan pikiran dan raga, sekaligus mendekatkan manusia pada kebijaksanaan hidup. Yoga, katanya, bukan sekadar gerak tubuh, tapi jalan sunyi menuju kedamaian batin.

Yang paling mengesankan dari festival ini adalah antusiasme para peserta. Sejak pagi, mereka berdatangan dengan penuh semangat. Ada yang datang bersama keluarga, ada pula yang datang sendiri namun tak merasa sendiri. Di antara gerakan yang pelan dan hening, terasa denyut kebersamaan yang kuat. Tidak ada kompetisi, tidak ada perbandingan—yang ada hanya kehadiran utuh dan kerendahan hati untuk belajar, menerima, dan berbagi.
Sebagai penutup, kegiatan diakhiri dengan pembagian doorprize yang disiapkan oleh ibu-ibu WHDI. Tawa dan kehangatan mengalir, menambah rasa syukur atas pagi yang sederhana namun penuh makna.

Saka Yoga Festival di Bontang adalah ruang kontemplatif sekaligus komunitatif. Sebuah momen untuk menyadari bahwa pelayanan bisa dimulai dari hal-hal yang tampak kecil: dari hadir sepenuh hati, dari satu tarikan nafas yang sadar, dari tubuh yang bersedia bergerak dalam doa. Yoga tak hanya menyehatkan, tetapi juga menyadarkan—bahwa pelayanan suci bisa dimulai dari dalam diri.

