Tujuh Jam Yang Terlewat

Senja menyusup dari celah jendela ruang kerja, mewarnai meja kayu tua yang dipenuhi buku dan kertas-kertas. Aku baru saja selesai menyusun materi untuk kelas esok hari. Di luar, suara lonceng kecil di kafe seberang terdengar samar, bercampur dengan kicauan burung yang bersiap pulang. Entah mengapa, jari-jariku bergerak membuka email di mobile phone. Sudah lama akuLanjutkan membaca “Tujuh Jam Yang Terlewat”

JEJAK LUKA, CAHAYA CINTA (Sebuah Perjalanan Menuju Kedamaian Diri)

NM.Adnyaninatha Di kota kecil bernama Laksana, kabut pagi menyelimuti jalanan seperti tirai tipis yang melindungi rahasia-rahasia yang belum terungkap. Di sebuah apartemen kecil, Prema duduk termenung di sudut ruang tamunya. Secangkir teh yang telah dingin berada di meja kecil di depannya, sementara ponselnya tergeletak tanpa suara. Prema mengingat kembali awal mula hubungannya dengan Nitya. MerekaLanjutkan membaca “JEJAK LUKA, CAHAYA CINTA (Sebuah Perjalanan Menuju Kedamaian Diri)”

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Mulai