Akankah Kita Berhenti Menilai

Sebuah pengalaman hidup hari ini mengajari aku. Bagaimana seseorang dapat begitu mudah menyimpulkan, begitu mudahnya menilai. Oh dia tidak ingin berbicara denganku lagi, oh dia sudah tak ingin bersamaku lagi, oh dia sudah menutup semua pintu konunikasi. Lalu pikiran membumbuinya lagi. Ini sudah waktunya berhenti. Inilah saatnya aku balik kanan. Produk pikiran pikiran yang demikianLanjutkan membaca “Akankah Kita Berhenti Menilai”

Puisi Patah Hatiku

Di ujung malam yang sunyi,Dingin merasuk dalam hati.Kau pergi tanpa kata perpisahan,Meninggalkan rasa pilu dan sunyi. Komunikasi putus, sepi terasa,Seperti angin yang menghempas tanpa henti.Ku mencari bayangmu dalam gelap,Namun hanya hampa yang terasa. Puisi ini jadi saksi bisu,Akan derita hati yang terluka.Saat kata-kata tak lagi terucap,Kau pergi dan biarkan hati patah. Namun dari patah, kuLanjutkan membaca “Puisi Patah Hatiku”

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Mulai