Wejangan Anand Krishna: Bantu Membaca Sloka-Sloka Ini Menjelang Ajal Seseorang Tiba

Bacakan Bhagavad Gita untuk orang yang akan meninggal

avatar triwidodoGita Kehidupan Sepasang Pejalan

“Senjata tidak dapat membunuh Jiwa yang menghidupi badan. Api tidak dapat membakar-Nya; Air tidak dapat membasahi-Nya; dan, Angin tidak dapat mengeringkan-Nya.” Bhagavad Gita 2:23

https://bhagavadgita.or.id/

Jadi Jiwa ini tidak terpengaruh oleh kondisi apa pun. Juga setelah mati Jiwa melanjutkan perjalanannya.

“(Jiwa) tidak dapat dilukai, dibakar, dibasahi ataupun dikeringkan.  Ketahuilah bahwa Ia Abadi adanya; meliputi segalanya, tetap; tak-tergoyahkan, dan berada sejak awal mua.” Bhagavad Gita 2:24

“Ia (Jiwa), disebut Tidak Berwujud, Tidak Nyata; Melampaui Pikiran dan Tak Berubah. Dengan memahami hal ini, janganlah engkau bersedih hati.” Bhagavad Gita 2:25

https://bhagavadgita.or.id/

 

Setiap kali ada orang yang meninggal, leluhur, orang tua yang meninggal, ya pasti kita sedih. Orang yang kita sayangi meninggal, tapi juga pada saat itu penting sekali untuk memahami bahwa Jiwa itu abadi.

Jadi kalau ada orang yang sudah kelihatan akan meninggal tidak bisa diapa-apakan lagi, dokter sudah menyerah. Biasanya kita duduk bersama, dengan dia di rumah atau di rumah…

Lihat pos aslinya 466 kata lagi

Wejangan Anand Krishna: Hubungan Dengan Alam Benda Tidak Langgeng, Lewati Dengan Tabah Hati!

avatar triwidodoGita Kehidupan Sepasang Pejalan

“Tidak pernah ada masa di mana Aku, engkau, atau para pemimpin yang sedang kau hadapi saat ini — tidak ada, tidak eksis. Dan tak akan pula ada masa di mana kita semua tidak akan ada, tidak eksis lagi.” Bhagavad Gita 2:12

https://bhagavadgita.or.id/

Atma selalu ada, kadang-kadang kita tidak memahami hal itu. Hampir sering tidak memahami. Ada orang tua meninggal, kita menangisi dia, menghormati dia. Fine. Tapi setelah itu what next? Apa yang harus kita lakukan?

Yang harus kita lakukan adalah mengabadikan memori beliau-beliau ini yang sudah meninggal dengan mengambil hikmah dari hidup mereka, dari pelajaran hidup mereka. Kebaikan-kebaikan yang mereka buat, itu yang kita jadikan pelajaran bagi kita. Bukan cuma upacara. Upacara silakan, tetapi leluhur kita yang belum lahir kembali. Yang masih dalam masa transisi, mereka akan lebih senang melihat kita melakukan sesuatu yang baik atas nama mereka.

Dalam tradisi-tradisi yang lain, sebetulnya tradisi-tradisi lain itu banyak mengambil dari tradisi…

Lihat pos aslinya 805 kata lagi

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Mulai