“Tergila – gila dalam cinta diriku, wahai kawan;
tak seorangpun memahami penderitaanku…
“Berbaring sendiri disini, sementara Dia berada jauh dilangit sana;
katakan kawan, bagaimana cara untuk bertemu dengannya?
“hanyalah seorang yang pernah menderita dapat memahami penderitaanku;
hanyalah seorang yang pernah terluka hatinya dapat memahami betapa sakitnya hatiku…”
bagi sebagian orang…
“keadaanku kawan, persis seperti seekor hewan yang terkena panah, ia luka menderita; mati tidak, hiduppun tidak, kesakitan, ia lari kesini dan lari kesana…
siapa yang dapat mengobati lukanya? siapa yang dapat mengobati lukaku?
Ah, hanyalah pertemuan dengan kekasih yang dapat menyembuhkan diriku
Tergila – gila dalam cinta diriku, wahai kawan; tak seorangpun memahami penderitaanku
Luka, sakit, menderita, dianiaya, tetapi tetap “dalam” cinta, tetap tidak melepaskan cinta dan tidak pula terlepaskan oleh, dan dari cinta – itulah Mira.
dikutip dari Buku “Kearifan Mistisisme” Karya Anand Krishna