Renungan Diri: Laku Spiritual yang Dilakukan oleh Seorang Pemarah adalah Sia-Sia?

be aware…

Gita Kehidupan Sepasang Pejalan

buku Dvipantara Dharma Sastra cover_ED

Cover Buku Dvipantara Dharma Sastra

Oṁ Saha nāvavatu; saha nau bhunaktu: Saha vīryam karavāvahai;Tejasvi nāvadhītamastu; Mā vidviṣāvahai.Oṁ Shāntiḥ, Shāntiḥ, Shāntiḥ

Let us Learn Together, Study Together, Nurture Eachother, Fill Eachother, and Work Together with Great Enthusiasm, Great Spirit.

Sara Samuccaya 107

Kedudukan seseorang yang tidak tertaklukkan oleh emosi amarahnya

adalah lebih tinggi dari orang yang terbawa oleh amarah.

Kedudukan seseorang yang berjiwa toleran, lebih tinggi dari orang yang tidak toleran

Kedudukan manusia lebih tinggi dari makhluk-makhluk atau hewan-hewan lainnya

(yang berada di anak tangga bawah dalam hierarki evolusi).

Demikian pula kedudukan seseorang yang berpendidikan —

lebih tinggi dari yang tidak berpengetahuan, berpendidikan.

Sara Samuccaya 108

Segala sesuatu yang dilakukan oleh seorang pemarah —termasuk segala laku spiritual;

dana-punia, derma atau amal-saleh; segala pemujaan dan persembahan — sia-sialah semuanya

Tetap juga ia tertaklukkan oleh Vaisvata, Dewa Yama, malaikat maut (dalam pengertian

saat ajal tiba, ia akan menderita karena penyesalan terhadap kesia-siaan hidupnya).

Lihat pos aslinya 350 kata lagi

Diterbitkan oleh Ni Made Adnyani

Aku suka Menulis, aktifitas Mengajar dan Yoga

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: