Kasih Semestakasih memang mahaluas.
pagi ini, saya termangu dan berpikir serta merenungi sebuah kisah yang saya baca dari Buku
Soul awarenes
Bercerita tentang kepergian Bhagavan, Sang Budha yang mati di racuni oleh sepupunya sendiri.
Para murid lain, sering kali membicarakannya kepada Sang Budha, bahwa sang sepupu memiliki niat yang tidak baik. namun sang Budha selalu mengingatkan para muridnya untuk “mengurusi diri sendiri”. Siapakah kita? sehingga kita merasa memiliki hak untuk membencinya, menyingkirkannya? dan bahkan alam semesta menerimanya. segala sesuatu yang ada di dunia ini pasti memiliki peran dan fungsi. Keberadaan sedang menjalankan fungsinya lewat aku, lewat dia, lewat siapapun. Dan mungkin demikian pula yang menjadi kehendakNya.
demikianlah kesimpulan sangat sederhana yang saya pahami.
kasih yang kita miliki begitu terbatas, begitu kerdil dan begitu perhitungan. Terkadang kita merasa perlu menyingkirkan orang – orang yang kita anggap musuh, orang2 yang merusak kebahagiaan kita, kita merasa memiliki hak untuk melakukan itu.
Belajar dari Kasih alam semesta, semesta merangkul semua hal. mencintainya secara sama sesuai kapasitasnya.
untuk di renungkan, bahwa di bandingkan semesta, kita bukan apa2 dan bukan siapa2.
semesta menerima Rama, Krishna, Budha. namun semesta juga menerima rahwana, hiranyakasipu dan yang lainnya. semesta menerima kita semua dalam wadah kita masing2. kasihnya melimpah
meski demikian. kita mesti memilih, memilih cara hidup raksasa/Asuri (materialistis, angkuh, ambisius, arogan)
atau memilih cara hidup daivi (peace loving, sharing and caring)
pilihan ada di tangan kita.
kita mesti memaafkan “para musuh” . tetapi kita tidak akan melupakannya, kita akan belajar darinya….