Gita Kehidupan Sepasang Pejalan
“Bagi mereka yang dungu, wahai Pārtha (Putra Pṛthā – sebutan lain bagi Kuntī, Ibu Arjuna), apa yang tersurat dalam Veda, dalam kitab-kitab suci, adalah segala-galanya.” Bhagavad Gita 2:42
Ini suatu sloka yang sangat membingungkan banyak orang. Kita tidak lagi menggunakan viveka, menggunakan kesadaran, menggunakan buddhi, tapi mengikuti segala sesuatu letterlijk, apa yang tersurat, apa yang tertulis. Banyak orang ketika kita bicara sesuatu mereka mengatakan, “tapi di Lontar ada……..”
Lontar-lontar kita, kitab-kitab kita itu segala macam berita juga ada. Lalu apakah kita harus mengikuti semua berita itu? Ada seorang penjahat melakukan kejahatan, koran memberitakan, terus apakah kita harus mengikuti tindakan kriminal itu? Saya berikan contoh di mahabharata, ada cerita tentang Yudistira yang disebut Dharmaraja, Raja Dharma main dadu, judi, kalah. Terus karena seorang Dharmaraja, seorang Yudistira pernah main judi, apakah kita garus membenarkan judi itu?
Kitab-Kitab Suci dalam tradisi Hindu tidak memberikan harus begini harus begitu. Kitab-Kitab Suci kita…
Lihat pos aslinya 886 kata lagi