Saat ini, ditengah kesibukan dunia modern dan berbagai tantangan kehidupan, insan manusia harus tetap berpegang teguh pada identitas diri serta tujuan hidupnya. Hal ini dimaksudkan untuk mengoptimalkan potensi diri dengan memantapkan sraddha, memaksimalkan aksi dan melejitkan pekerti. Mengembangkan individu secara berkelanjutan merupakan investasi jangka panjang dan modal awal serta cikal bakal keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara yang mampu menembus keterbatasan dan mencapai kesuksesan dan kemulyaan yang merupakan jati diri manusia.
Sudah diakui dan dibuktikan secara ilmiah dan berdasarkan empirical base bahwa penentu keberhasilan seseorang bukan hanya dari kecerdasan intelektualnya saja, bahkan intelektual hanya berperan 5% saja dalam menentukan keberhasilan seseorang. 95% lainnya adalah karakter seseorang yang dibentuk dari emosional dan spiritual seseorang. Kebanyakan seseorang sulit berhasil atau lama mencapai keberhasilan karena dua faktor yakni ketidakjelasan tujuan hidup dan ketidakpahaman terhadap dirinya sendiri. Hal ini disebabkan ketidaktahuan, kurang terlatih atau lingkungan yang tidak mendukung sehingga berpengaruh pada emosional dan spiritual seseorang. Sampai saat ini, sekolah bagi segenap peserta didik dan orang tuanya masih menjadi tumpuan harapan, wadah pengembleng, media pengantar untuk meraih kesuksesan mereka. Ironis jika selama proses belajar siswa, guru dan orang tua belum benar – benar memahami tujuan belajar maupun tujuan hidupnya dan tidak memahami dirinya.
Upaya pembinaan mesti terus dilakukan, kegiatan berkumpul yang positif dan menyenangkan sehingga membentuk kemampuan soft skill seperti keterampilan interpersonal yang baik.
Ni Made Adnyani 