Sara Samuccaya ayat 347
Seseorang bersifat jahat senantiasa memperhatikan kesalahan-kesalahan orang lain,
walau sekecil biji sawi.
Sementara itu, kesalahan dirinya — walau sebesar vilva atau buah maja yang pahit —
tidak diperhatikannya sama sekali.
Sara Samuccaya ayat 348
Sebagaimana menghormati para tua atau yang dipertuakan
menyenangkan, membahagiakan orang-orang yang berjiwa mulia —
pun demikian, memfitnah, mencaci-maki serta menghujat mereka yang berjiwa mulia
sangat rnenyenangkan, membahagiakan, mernuaskan orang-orang yang berslfat Jahat.
Gita Kehidupan Sepasang Pejalan
Cover Buku Dvipantara Dharma Sastra
Kekuatan Sara Samuccaya adalah keindahan dan kesederhanaannya. Kebenaran selalu terbukti lebih sederhana dari yang dipikirkan. Menyimak kejahatan yang merajalela dari yang “kakap” secara kasat mata sampai yang “teri” di lorong-lorong gelap di negeri kita saat ini, dan bahkan terdesaknya mereka “yang mulia”, Sara Samuccaya sudah menjelaskan dengan gamblang. Simak ajaran luhur yang relevan bahkan sampai masa depan.
Dikutip hanya terjemahan bahasa Indonesia, dari buku (Krishna, Anand. (2015). Dvipantara Dharma Sastra, Jakarta: Centre for Vedic and Dharmic Studies). Terjemahan dalam bahasa Inggris dan Sanskerta tidak dikutip.
Sara Samuccaya ayat 341
Kendati sudah menebang batang pohon Nimba (atau Mimba),
dan menyirami sisa akarnya dengan madu dan mentega;
diolesi minyak wangi dan diberi sesajian berupa kalung bunga-bunga pilihan;
apa pun yang dilakukan — pohon yang tumbuh lagi tetaplah pahit.
(Para neuroscientist kontemporer akan membenarkan hal ini,
orang-orang penuh kekerasan memang “dari sononya” sudah demikian.
Struktur otak mereka…
Lihat pos aslinya 337 kata lagi