Kebebasan berorganisasi dan berkegiatan adalah hak asasi setiap orang. Undang – Undang Dasar (UUD) negara Republik Indonesia memberikan jaminan kepada seluruh warga negara untuk berkumpul dan mendirikan organisasi. Dalam UUD 1945 pasal 28 dan 28E ayat 3 memberi hak kepada kita untuk menggunakan kemerdekaan berserikat dan berkumpul dengan mengeluarkan pendapat secara lisan dan tertulis maupun dalam bentuk kegiatan untuk tujuan yang jelas dan mulia. Organisasi Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) adalah majelis tertinggi yang mewadahi umat Hindu seluruh Indonesia untuk dapat menyalurkan kebebasan berpendapatnya, tentu dengan pakem khas ala Hindu Indonesia. Sejalan dengan tujuan organisasi yaitu menyiapkan sumber daya manusia melalui peningkatan pemahaman tattwa, etika dan upacara umat Hindu, maka dilakukan upaya-upaya melaksanakan workshop dan sejenisnya.
PHDI Kota Bontang melaksanakan Workshop Tattwa dan Upacara sebagai upaya melaksanakan hasil Keputusan Loka Sabha VII PHDI Kota Bontang Nomor: 006/KEP/LS-VI/PHDI-BTG/2017 tentang Pokok-Pokok Pikiran, dan Rekomendasi PHDI Kota Bontang Masa Bhakti 2017-2022; dan sebagai bentuk menjalankan program kerja kepengurusan sebagaimana Surat Keputusan PHDI Provinsi Kalimantan Timur Nomor: 03/SK/PHDI-KALTIM/III/2017 tentang Pengesahan Susunan dan Personalia Pengurus PHDI Kota Bontang Masa Bhakti 2017-2022.
Pada hari Jumat, 16 Februari 2018 dilaksanakan rapat pengurus organisasi Agama dan keagamaan yaitu PHDI Bontang, WHDI Bontang, Pasraman Widya Buana, ISD Kota Bontang, Peradah Kota Bontang, dan Sanggar Seni Gayatri. Rapat ini bertujuan untuk mempersiapkan rangkaian kegiatan Workshop Tattwa dan Upacara dan membentuk panitia pelaksana kegiatan. Para panitia kemudian bekerja dan berkoordinasi dengan perguruan tinggi Hindu yang dapat membantu merealisasikan program ini. Melalui surat permohonan pengabdian masyarakat kepada Rektor IHDN Denpasar nomor 38/PHDI-BTG/XI/2017 tanggal 6 November 2017 tentang permohonan pengabdian masyarakat yang direvisi dengan surat permohonan narasumber nomor 01/PHDI-BTG/I/2018 tanggal 12 Januari 2018 tentang Permohonan Narasumber Workshop. IHDN Denpasar merespon surat permohonan panitia melalui program pengabdian masyarakat berbasis kebutuhan masyarakat dan surat balasan berupa Surat Tugas Nomor: 572/Ihn.01/1/Kp.02.3/02/2018 sebagai penugasan kepada para Narasumber kegiatan Workshop Tattwa dan Upacara.
Adapun Tujuan dilaksanakannya workshop ini adalah untuk melaksanakan hasil keputusan Loka Sabha PHDI kota Bontang tahun 2017; Melaksakan program kerja PHDI Bontang periode 2017-2022 bidang Keagamaan; Meningkatkan pemahaman Tattwa dan Upacara bagi umat Hindu Kota Bontang; Penyegaran pemahaman guru-guru pasraman Widya Buana Kota Bontang; Memberikan keterampilan teknis kepada para pemangku yang baru melaksanakan pawintenan pemangku; Memberikan keterampilan teknis kepada para pengurus ISD untuk dapat melaksanakan perawatan jenasah; dan terus bersinergi antar organisasi agama dan keagamaan untuk membangun sumber daya manusia yang produktif dan kompeten di bidang masing-masing.
Target/output dari workshop ini adalah meningkatnya pemahaman tattwa dan Upacara bagi umat Hindu Kota Bontang, dan adanya panduan tetap tentang Perawatan Jenasah bagi umat Hindu Kota Bontang yang dapat digunakan secara terus menerus dalam bentuk Buku Saku. Selain target tersebut, diharapkan para pemangku dan para pengurus ISD memiliki keterampilan teknis dalam melaksanakan tugasnya; serta adanya pemahaman yang lebih mantap dari guru-guru Pasraman dalam melaksakan tugas pengajaran di Pasraman.
Dalam Workshop Tattwa dan Upacara ini, terdapat sub kegiatan diantaranya Dharma Tula dengan seluruh Umat Hindu dengan Tema Sumber Daya Manusia Hindu Modern; Dharma Tula WHDI Kota bontang dengan tema Peran Wanita Hindu dalam membentuk Keluarga Sukhinah; Dharma Tula Peradah Bontang dengan tema Peran Pemuda dalam meningkatkan eksistensi Hindu; Workshop Guru Pasraman, Workshop Kepemangkuan dan Workshop Perawatan jenasah. Workshop kepemangkuan adalah workshop yang rutin di laksanakan setiap periode. Namun workshop Guru Pasraman dan Workshop perawatan jenasah adalah yang pertama kalinya. Antusiasme umat Hindu kota Bontang sangat tinggi terhadap workshop perawatan jenasah ini.
Dalam kegiatan Dharma Tula, para peserta mendapatkan pengalaman belajar melalui diskusi sesuai dengan tema. Sedangkan dalam Workshop perawatan jenasah, para peserta mendapatkan materi tentang Wariga Panca Yajna, Sawa Prateka, Praktek Memandikan Jenasah, dan Banten Pranawa. Workshop kepemangkuan, peserta mendapatkan materi tentang Sesana Pemangku, Tattwa, Mantra dan Mudra, Pengantar Darsana, dan Implementasi Acara Agama Hindu sesuai Drsta. Sementara dalam Workshop Guru pasraman diberikan materi Pemantapan Penguatan Pendidikan Karakter Agama Hindu di abad 21 dan Modalitas Belajar Agama Hindu
Workshop yang diperuntukkan bagi seluruh Umat Hindu Kota Bontang ini dihadiri oleh 140 orang peserta dari berbagai elemen, baik Pinandita, Walaka, Pengurus Organisasi dan seluruh umat Hindu di kota Bontang dan disekitarnya seperti perwakilan dari kabupaten Kutai Timur. Workshop yang dilaksanakan selama 4 hari, yaitu dari hari Kamis-Minggu, 22-25 Februari 2018, bertempat di Pura Buana Agung Kota Bontang menghadirkan Narasumber DR. I Wayan Miarta, M.Ag (Ida Pandita Sri Mpu Acarya Nanda); DR. Made Sri Putri Purnamawati, M.A.,M.Erg; DR. I Made Adi Surya Pradnya, S.Ag., MPhil.H.; DR. I Gede Sutarya, M.Ag; dan DR. Kadek Aria Prima Dewi.
Pengetahuan teknis tentang merawat jenasah sangat diperlukan oleh setiap orang. Seharusnya pengetahuan teknis ini sudah didapatkan oleh anak-anak kita sejak di bangku SMA, namun faktanya kurikulum kita belum mengakomodir kemampuan tentang merawat jenasah. Sehingga terobosan-terobosan berupa wokshop seperti ini wajib diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat termasuk anak-anak setingkat SMA. Kita mesti menumbuhkan kesadaran bahwa merawat jenasah adalah kebutuhan setiap orang. Setiap dari kita pasti akan menjadi jenasah karena kematian adalah suatu keniscayaan. Para orang tua, para guru, dan seluruh lapisan masyarakat mesti mengetahui bagaimana merawat jenasah. Perawatan jenasah bukan hanya tugas para pinandita atau tokoh masyarakat. Tetapi adalah tugas kita bersama.
Membangun sumber daya manusia tidak dapat dilaksanakan secara sendiri tetapi mesti bersinergi antar individu dan antar organisasi. Organisasi keumatan akan melemah manakala mengedepankan konflik. Untuk itu sinergi diperlukan. Dengan anggaran yang sangat minim, kegiatan ini dapat dilaksanakan dengan lancar atas bantuan yang diberikan oleh WHDI Kota Bontang dalam bentuk gotong royong menyiapkan dan membawa konsumsi umat dari rumah masing-masing. Pasraman Widya Buana Kota Bontang dan ISD Kota Bontang menyiapkan doorprize untuk para peserta yang hadir. Peradah Kota Bontang membantu mendekorasi tempat kegiatan dan tentu Kaos Botex sebagai designer spanduk kegiatan.