NYEPI & TAHUN BARU SAKA 1940: MEMBANGUN PERSAUDARAAN MELALUI KREATIVITAS Sebuah Refleksi Pawai Ogoh-Ogoh dan Budaya Nusantara Tahun 2018

 IMG_9074.JPG

Sumber gambar: FG_MA

We must live together as brothers or perish together as fool, Kita harus hidup bersama sebagai saudara atau binasa bersama sebagai orang bodoh. Demikian Martin Lutter King mengungkapkan. Ungkapan ini memberi makna pentingnya hidup bersama sebagai saudara agar kita tidak tercerai berai dan binasa bersama. Persaudaraan kita mesti dibangun diatas landasan kasih sayang dan bukan pada landasan kepentingan. Persaudaraan yang didasari kasih sayang membawa persaudaraan menjadi penuh warna keindahan dan keunikan. Sementara persaudaraan yang dibangun diatas landasan kepentingan akan memunculkan perpecahan, dan kekecewaan. Ketika tiada kepentingan maka tiada pula persaudaraan.

Persaudaraan tidak dapat dibangun diatas kata-kata dan konsep. Persaudaraan mesti diwujudnyatakan. Umat Hindu Kota Bontang bergerak dan merancang sebuah agenda ritun tahunan berupa Pawai Ogoh-ogoh dan Budaya Nusantara. Sebagai masyarakat pendatang umat Hindu ingin hadir sebagai anugrah yang mampu menjadi pelopor persatuan umat manusia.

IMG_9089.JPG

Sumber gambar: FG_MA

Pawai Ogoh-ogoh dan Budaya nusantara yang dilaksanakan pada hari Minggu, 11 Maret 2018 ini bertujuan melestarikan Budaya Nusantara yang ada di Kota Bontang, membangun sinergi atar komunitas, menciptakan rasa persaudaraan, dan meningkatkan kreatifitas. Beberapa komunitas yang terlibat diantaranya Bontang Ontel Community, JBI (motor custom), Paguyuban Wahyu Budoyo, Paguyuban Kesenian Arema, Paguyuban Bojonegoro, Kuda Lumping Ryo Manggolo Putro, Paguyuban Warga Kediri, Turonggo Galih Saputro, Putra Birawa, Ika Pakarti, Paguyuban Wargi Sunda, Duta Peduli Sampah dan di tutup dengan arak-arakan Ogoh-ogoh dan Bleganjur Umat Hindu Bontang.  Kegiatan ini dibuka oleh Wakil Walikota Bontang, Bapak Basri Rase yang kemudian dirangkai dengan deklarasi “Anti Hoax”. Dalam sambutannya Wawali berbangga atas tolerasi dan silodaritas yang dibangun oleh umat Hindu Kota Bontang dan komunitas budaya lainnya. Dalam situasi politik seperti saat ini upaya memperkuat persatuan dan tolerasi sangat penting. Deklarasi Hoax bertujuan mengajak para peserta pawai untuk terus waspada terhadap berita-berita yang tidak benar dan menggiring pada perpecahan.

Ogoh-ogoh diperkirakan dikenal sejak jaman Dalem Balingkang. Dimana pada saat itu ogoh-ogoh digunakan dalam upacara Pitra Yajna, upacara penghormatan kepada leluhur. Sumber lain juga menyebutkan bahwa ogoh-ogoh tersebut terinspirasi dari Tradisi Ngusaba Ndong-Nding di Desa Selat Karangasem. Perkiraan lain juga muncul dan menyebutkan Barong Landung yang merupakan perwujudan dari Raja Jaya Pangus dan Putri Kang Cing Wei (pasangan suami istri yang berwajah buruk dan menyeramkan yang pernah berkuasa di Bali) merupakan cikal-bakal dari munculnya ogoh-ogoh yang kita kenal saat ini.

Ogoh – ogoh biasanya berbentuk patung yang besar dan menyeramkan dan di buat dari bahan yang ringan seperti gabus atau stereofoam. Pembuatan ogoh-ogoh inilah mempererat persatuan antar pemuda serta menciptakan kreatifitas. Ogoh-Ogoh memiliki peranan sebagai penetralisir kekuatan-kekuatan negative atau kekuatan Bhuta (kekuatan Alam) termasuk sifat-sifat negative pada diri manusia. Ogoh-ogoh diarak keliling desa untuk mengingatkan masyarakat bahwa negativitas seperti penyakit masyarakat mesti dihindari bersama-sama.

Kegiatan yang di prakarsai oleh PHDI Kota Bontang melalui organisasi Pemuda Hindu (Peradah Kota Bontang) ini adalah kegiatan swadaya masyarakat. Keterlibatan setiap komunitas didorong oleh rasa persaudaraan dan kecintaan terhadap budaya serta ajang menunjukkan kreatifitas. Agenda rutin ini juga dalam rangka memperingati perayaan Nyepi Tahun Baru Saka 1940 yang jatuh pada Sabtu, 17 Maret 2018. Dimana Nyepi di sebut sebagai Silent Day. Hari yang sepi. Masyarakat Hindu menyepi. Mereka melaksanakan catur Brata Penyepian yaitu Tidak Bekerja, Tidak Bepergian, Tidak menyalakan Api/Lampu, dan tidak menikmati hiburan sebagai mana biasanya. Satu hari dalam setahun, masyarakat Hindu nusantara melakukan refleksi, perenungan dan instrokpeksi diri. Nyepi juga di sebut sebagai hari untuk mempraktikkan kotemplasi dan meditasi. Dimana pada hari ini resolusi baru diciptakan dalam keadaan Deep Silent. Dalam keadaan sepi dan sunyi yang mendalam.

Mengapa resolusi mesti diciptakan dalam keadaan sepi dan sunyi? Sebagaimana Lao Tzu mengatakan bahwa Silent is a source of great Strength. Sunyi/sepi adalah sebuah sumber kekuatan yang besar. Di dalam sepi dan sunyi inilah seluruh konflik melebur, seluruh konflik di temukan solusinya. Dalam sunyi, segala perbedaan menghilang. Lao Tzu mengajak kita untuk melakukan inner transformation (Transformasi di dalam diri). Lao tzu memahami bahwa dua hal yang tidak pernah bertemu di dalam diri kita adalah kata-kata dan perbuatan.  Tetapi kata-kata dan perbuatan dapat bertemu dalam keadaan silent. Kebisingan di dalam diri pecah dan menyatu dalam kesunyian. Selamat menyambut Tahun Baru Saka 1940 kepada umat Hindu seluruh Nusantara.

Salam Rahayu….

Bontang, 11 Maret 2018_MA

 

Diterbitkan oleh Ni Made Adnyani

Aku suka Menulis, aktifitas Mengajar dan Yoga

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: