Pagi Ceria Hari Anak Nasional 2025 di SMAN 1 Bontang

Sahira Prameswari Putri

Bontang, 23 Juli 2025 — Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional 2025, SMAN 1 Bontang menyelenggarakan kegiatan Pagi Ceria melalui pelaksanaan Senam Anak Indonesia Hebat. Kegiatan berlangsung mulai pukul 07.00 WITA di lapangan utama sekolah, diikuti oleh seluruh siswa dan guru dengan mengenakan seragam olahraga dan sepatu olahraga.

Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Edaran Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 11 Tahun 2025 tentang Pertemuan Pagi Ceria, yang bertujuan menciptakan suasana pagi yang menyenangkan, aktif, dan sehat sebagai bagian dari upaya pemenuhan hak anak Indonesia.

Sepanjang kegiatan, semangat dan keceriaan siswa sangat terasa. Mereka terlihat antusias mengikuti gerakan demi gerakan senam sambil tersenyum dan tertawa bersama teman-teman dan guru. Kegiatan ini menjadi momen kebersamaan yang menyenangkan di luar rutinitas pembelajaran.

Senam pagi diyakini bermanfaat bagi kebugaran tubuh sekaligus mendukung kesehatan mental. Produksi endorfin yang meningkat selama aktivitas fisik membantu menciptakan suasana hati yang positif, mengurangi stres, dan meningkatkan konsentrasi dalam belajar.

Ni Made Adnyani, S.Ag., M.Pd., selaku Pelaksana Harian Kepala SMAN 1 Bontang, menyampaikan apresiasinya atas partisipasi seluruh warga sekolah. “Kegiatan Pagi Ceria ini menjadi salah satu upaya kita dalam membangun semangat sehat, bahagia, dan disiplin pada diri peserta didik. Kami berharap ini bisa menjadi budaya positif yang terus kita kembangkan,” ungkapnya.

Setelah kegiatan senam, siswa mengganti pakaian dengan seragam batik sekolah dan melanjutkan pembelajaran seperti biasa di kelas masing-masing.

Melalui kegiatan ini, SMAN 1 Bontang menunjukkan komitmennya sebagai satuan pendidikan yang ramah anak dan mendukung pertumbuhan peserta didik secara holistik — mencakup aspek fisik, mental, sosial, dan emosional.

Editor: NM. Adnyani

Melangkah dalam Senyap, Menyemai Kolaborasi

Catatan Refleksi Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas

NM. Adnyani

Selasa, 22 Juli 2025 menjadi salah satu hari penting dalam dinamika awal tahun pelajaran di SMAN 1 Bontang. Kegiatan Sosialisasi Program Sekolah untuk Orang Tua/Wali Siswa Kelas X Tahun Pelajaran 2025/2026 yang dilaksanakan di aula sekolah menjadi wadah pertama perjumpaan antara sekolah dan para orang tua siswa baru. Sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas, saya mendapat amanah untuk mengoordinasikan dan mempersiapkan keseluruhan kegiatan ini.

Persiapan dimulai sejak jauh hari. Saya menyusun susunan acara, merancang spanduk dan poster, membuat dan mendistribusikan undangan resmi kepada orang tua, wali kelas, hingga tamu penting seperti Bapak Sudirman, M.Pd (Pengawas Pembina) dan Ibu Dra. Srimalayati (Ketua Komite Sekolah) beserta jajarannya. Semua informasi juga saya sampaikan langsung ke orang tua siswa melalui berbagai kanal komunikasi sekolah.

Saya juga melibatkan para mahasiswa KKN FKIP Unmul yang sedang menjalankan programnya di sekolah. Mereka saya libatkan secara aktif sebagai MC, dirigen lagu kebangsaan, dokumentasi, dan petugas registrasi. Keterlibatan mereka menjadi wujud nyata sinergi pendidikan lintas jenjang, serta ruang pembelajaran langsung yang berharga bagi mereka.

Namun sebagaimana kegiatan lainnya, tak semua hal berjalan ideal. Salah satu tantangan muncul jelang pelaksanaan: bahan tayang pembuka untuk kepala sekolah belum siap hingga H-1. Meski cukup mendesak, Syukurlah, slide pembukaan berhasil ditayangkan tepat waktu.

Di balik keberhasilan teknis tersebut, terselip satu ruang sunyi dalam diri saya. Seperti tahun-tahun sebelumnya, pemaparan program sekolah sepenuhnya disampaikan oleh Kepala Sekolah, tanpa memberi ruang kepada para Wakil Kepala Sekolah untuk berbicara langsung kepada orang tua. Padahal, pertemuan ini menjadi momen yang sangat penting untuk mengenalkan tugas dan program kerja masing-masing bidang secara langsung dan personal.

Sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas, saya berharap bisa menyampaikan langsung peran dan fungsi humas dalam menjalin kemitraan strategis dengan orang tua dan masyarakat. Namun kesempatan itu belum juga datang. Saya hanya bisa melangkah dalam senyap—bekerja di balik layar, mengatur alur, menyambungkan komunikasi, memastikan semua berjalan lancar, tanpa perlu berada di depan.

Rasa sedih pun sempat hadir ketika beberapa wali kelas meninggalkan ruang pertemuan sebelum kegiatan selesai. Sebagai penyelenggara, saya berharap kehadiran mereka bisa utuh hingga akhir, sebagai bentuk dukungan moral terhadap orang tua siswa yang hadir serta sebagai bentuk tanggung jawab kolektif dalam kegiatan formal sekolah.

Namun dari pengalaman ini saya belajar bahwa tidak semua langkah harus tampak. Terkadang, kontribusi terbaik hadir tanpa sorot. Saya tetap percaya bahwa kerja ikhlas, kesungguhan, dan komitmen akan bermuara pada kepercayaan dan hasil yang bermakna, meski tidak selalu tersampaikan dalam kata.

Kegiatan ini menjadi ruang refleksi sekaligus ruang tumbuh bagi saya. Melangkah dalam senyap, bukan berarti kehilangan suara. Justru di situlah saya belajar bahwa menyemai kolaborasi tak selalu harus lantang—yang penting adalah ketulusan, ketepatan arah, dan keberlanjutan hubungan.

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Mulai