PERNAFASAN YANG BENAR

1. Pernafasan perut

Pernafasan ini dilakukan seperti anak bayi, begitu menarik nafas, perut kembung ke luar, begitu membuang nafas, perut mengempis kembali masuk ke dalam. Kita dapat melakukan ini sesering mungkin. 

2. Pernafasan dada

Sewaktu menarik nafas, dada melebar dan sewaktu membuang nafas, dada ciut kembali

3. Pernafasan pundak

Sewaktu menarik nafas, pundak naik ke atas, dan sewaktu membuang nafas, pundak turun kembali

4. Pernafasan sempurna

Pernafasan ini disebut juga pernafasan kombinasi dari cara cara 1-3. Tarik nafas, perut kembung, dada melebar dan pundak naik ke atas. Buang nafas, perut mengempis kembali, dada ciut dan pundak turun. 

Manfaat: 

Pernafasan semacam ini akan terasa manfaatnya apabila kita mempraktekkannya secara rutin. Untuk satu sesi ( 1-4) diulangi 9 kali. Kita dapat melakukan 2 sesi setiap hari. Kegiatan ini harus dilakukan dengan mata tertutup, sehingga manfaatnya lebih terasa. 

Dengan bernafas seperti ini, kita akan menyebarkan energi segar ke setiap bagian tubuh dan dapat menghindari berbagai macam penyakit. Serta memperkuat daya tahan tubuh. 

Mereka yang ingin menyusutkan perut, biasanya dianjurkan untuk bernafas terbalik (bernafas yang salah) . Sewaktu menarik nafas, justru dianjurkan untuk memasukkan perut ke dalam. Penyusutan perut memang dapat terjadi, namun efek sampingannya, sangat membahayakan kesehatan secara keseluruhan. Setelah mencapai usia 40an tahun, apabila kita sudah terbiasa dengan cara bernafas terbalik demikian, tidak jarang kita akan mengalami gangguan – gangguan serius pada organ- organ tubuh sekitar perut. Khususnya hati, pankreas, ginjal dan lambung . Cara bernafas yang salah ini juga akan mempercepat proses menopause pada wanita dan menyebabkan berbagai macam gangguan lainnya seperti haid yang tidak teratur, sembelit, pengapuran dll

Disadur dari buku Seni Memberdaya Diri 1, Anand Krishna, Gramedia pustaka utama, 2006

KETEGANGAN 

Ketegangan itu indah, kita tidak akan mengenal rileksasi, tanpa adanya ketegangan. Kita menikmati relaksasi karena ketegangan. Ketegangan atau strain yang menyebabkan adanya stres harus kita pelajari dulu. Apa sebenarnya ketegangan itu? Apa yang menyebabkan terjadinya ketegangan? Apakah ketegangan itu harus dihindari ? 

Kita menjadi tegang karena takut, takut menghadapi situasi, takut menghadapi seseorang, bahkan takut menghadapi kehidupan itu sendiri. Kita pun selalu melawan rasa takut, tanpa mengenalnya. Kita akan melakukan apa saja untuk melawan rasa takut, padahal tanpa rasa takut, tidak akan ada pembangunan. Yang takut kepanasan, kehujanan dan kedinginan akan mendirikan rumah dan masih banyak contoh lainnya. 

Rasa takut membuat kita bertindak, misalnya tiba – tiba kita melihat seekor ular di depan kita. Apa yang akan kita lakukan? Pertama, kita takut. Selanjutnya kita akan melakukan salah satu dari dua kemungkinan, yaitu membunuh ular itu atau lari menjauh dari ular itu. 

Mari kita melihat prosesnya, begitu kita melihat ular, tekanan darah kita mengalami peningkatan, kadar gula dalam badan ikut meningkat dan ada hormon- hormon tertentu yang ikut meramaikan keadaan. Singkatnya Kita menjadi tegang. Ketegangan membuat Kita aktif dan mendorong kita untuk bertindak. Setelah kita membunuh ular atau melarikan diri dari tempat itu, seharusnya kita tenang kembali. Tekanan darah dan kadar gula seharusnya normal kembali. 

Namun, ternyata tidak kembali normal. Selalu sedikit berada diatas normal. Kita tidak dapat mendeteksinya pada saat itu. Setelah entah berapa pengalaman menegangkan semacam itu, akhirnya badan kita menunjukkan adanya peningkatan tekanan darah atau kadar gula diatas batas normal. 

Disadur dari buku Seni Memberdayakan Diri 1, Anand Krishna, Gramedia pustaka 2006

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Mulai