Buana agung adalah sebutan untuk alam semesta ini, selurh galaksi Bima Sakti. Susunan tata surya dg pusatnya pada matahari. Hukum rta yang mengatur alam semesta ini dlm ilmu pengetahuan modern dikenal sebagai medan energi. Hukum rta adalah hukum yang abadi. Hukum yg tdk diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan. Cara kerja yang sama juga terjadi pada medan energi. Energi tdk dpt diciptakan dan dimusnahkan hanya dapat dirubah bentuknya.
Alam semesta ini memiliki komponen yg sama dg manusia. Sebagai contoh, indra pendengaran. Manusia memiliki indra pendengaran dg alat berupa telinga. Telinga tidak dapat berfungsi tanpa indra pendengaran. saya merasakan kesedihan ketika saya mendengar keluarga saya yg jauh meninggal. Sebaliknya sy tdk merasakan kesedihan ktika tsk ada pemicu luaran atau tdk ada informasi yg masuk ke indra pendengaran saya.
Alam semesta juga memiliki indra pendengaran. Memiliki sabda atau suara. Suara alam, suara angin, suara air mengalir.
Alam semesta ini bergetar, kitapun bergetar. Kehidupan kita ada diwilayah getaran.
Hari ini menjelaskan tentang Bhuana Agung dan inilah perenunganku.
Aku merasakan kecil setelah mencoba melihat alam ini.
Jadikan aku orang yang selalu bersyukur. Terimakasih kehidupan.
I love my life.
No matter it is good or bad. Everything is a manifestation of GOd. I know God always with Me. Thanks for yesterday, today, tommorrow and forever. Have a nice Monday…..
UPAVASA RAMADHAN UNTUK MENYAMBUT GALUNGAN
Puasa berasal dari kata upavasa, yaitu upa dan isha, upa artinya dekat dan isha dlm kitab isha upanisad berarti Tuhan. Sehingga upavasa berarti upaya utk selalu dekat dengan Yang Maha Kuasa, upaya untuk merasakan kehadirann-Nya melalui upaya utk selalu mengingatnya. Sehingga upavasa adalah mengingat Tuhan sehingga kita lupa hal lain, tidak hanya lupa makan, tetapi lupa segala sesuatu tentang dunia ini dan terhanyut dalam keindahan bersama-Nya.
Bagi umat muslim, memaknai upavasa dengan mengikuti apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad, yaitu berpuasa 1 bulan penuh dan disebut Ramadhan. Ramadhan berasal dari kata Rama dan Dhan. Rama adalah nama salah satu avatara dalam agama Hindu yang berarti Ia yang bersemayam didalam diri semua mahkluk. sedangkan kata dhan berasal dari kata dhyana dalam astangga yoga yang berarti pemusatan pikiran sehingga Ramadhan berarti memusatkan pikiran pada perwujudan Ia Yang Bersemayam di dLm Diri semua mahkluk. Atau secara sederhana, Ramadhan berarti pemusatan pikiran kepada Rama.
Bagaimana umat Hindu nusantara ini melakukan puasa Ramadhan?
Umat hindu nusantara mengenal perayaan Galungan yang perayaannya dilaksanakan selama hampir 1 bulan penuh menurut perhitungan kalender saka, yaitu 25 hari sebelum Galungan dan 35 hari setelah Galungan. Perayaan ini dimulai dengan tumpek wariga, disebut juga tumpek bubuh dan berakhir pada Budha kliwon pahang. Pada hari Tumpek Wariga umat hindu melakukan upavasa untuk mengingat Shankara, sang penguasa tumbuh tumbuhan. Umat hindu memusatkan pikiran pada Ia yang bersemayam dalam semua mahkluk, ia yang berkuasa atas tumbuh tumbuhan. Sadhana ini dilakukan selama 19 hari, dan merupakan sadhana yang terpanjang. Ini dapat dipahami karena usaha untuk menumbuhkan sesuatu (tumbuhan) maupun pertumbuhan jiwa secara rohani membutuhkan waktu. Pemusatan pikiran, upavasa kepada shankara (Ia yang bersemayam dalam tumbuh tumbuhan sehingga tumbuhan dapat tumbuh dengan subur) dilakukan lebih panjang, usaha ini merupakan usaha untuk menumbuhkan kesadaran rohani, spiritualitas dan sifat2 daiwi sampad.
Selanjutnya umat hindu memusatkan pikirannya kepada Ia yang Bersemayam di tubuh alam semesta ini dengan melakukan upaya dekat (upavasa) kepada jiwa alam semesta, jiwa Bhuana Agung ini. Hal ini dilakukan dengan perayaan yang disebut dengan Sugihan Jawa. Sugihan jawa berarti menyucikan alam luar, atau menyucikan alam semesta ini. Upaya dekat (upavasa) kepada alam semesta ini dilakukan dalam 1 hari penuh. Selanjutnya keesokan harinya dilakukan hal yang sama ke dalam diri yang disebut dengan sugihan bali. Sugihan bali berarti menyucikan diri sehingga Ia yang bersemayam di dLm diri dapat bangkit dan memandu jiwa dlm perjalanannya. Upavasa inipun dilakukan dalam waktu 2 hari
Selanjutnya dilakukan upaya untuk menarik diri dari pengaruh obyek obyek indriawi yang dapat mengganggu kekhusukan upavasa, hari ini disebut dengan penyekeban dari kata nyekeb yang artinya mengeram, menahan diri agar memiliki jiwa yang matang. Itulah sebabnya mengapa umat hindu melakukan penyekeban terhadap buah2an yang belum matang. Jika telah matang, masak maka buah2an akan manis. Demikian juga jiwa manusia, upaya menahan diri akan membuahkan sesuatu yang manis yaitu kebahagiaan. Upavasa ini dilakukan selama 1 hari. Pada hari ini disebut sebagai hari turunnya sang kala tiga wisesa. Oleh karenanya pengendalian diri dilakukan lebih ketat.
Selanjutnya dilakukan penyajaan, ini adalah waktu bagi umat hindu untuk membuat kue, untuk digunakan dalam persembahan. Secara filosofis, pada hari ini umat hindu melakukan usaha memilah sifat2 manusia. Upavasa/pemusatan diri kepda Tuhan dilakukan agar diberikan kemampuan untuk memilah mana sifat daiwi sampad dan asuri sampad. Upavasa ini dilakukan selama 1 hari.
Selanjutnya setelah memilah dan memilih sifat2 tersebut, kemudian pada hari penampahan, umat hindu mempersiapkan diri untuk menampah (Memenggal, memotong) sifat2 tdk baik, ego didalam dirinya sehingga siap menjadi seseorg yang bersih dan siap utk merayakan kemenangan pada saat Galungan. Upavasa ini dilakukan selama 1 hari penuh. Selanjutnya pada keesokan harinya, umat hindu merayakan Galungan sebagai hari kemenangan Dharma atas Adharma, kemenangan kebaikan atas ketidakbaikan. Karena itu, Galungan disebut sebagai hari pawedalan jagat atau hari kelahiran alam semesta. Wedal berarti lahir.
Menurut hemat saya, Galungan serupa dengan Idul Fitri, hari yang suci. Hari dimana kemenangan dirayakan.
Satyam eva jayate.
Demikian perenunganku, upavasa bukanlah sekedar tdk makan, atau hanya memindahkan jam makan, tanpa memberi pemaknaan terhadap apa yang dilakukan, melainkan adalah upaya untuk menjadi sadar terhadap Tuhan yang bersemayam didLm diri. Upaya untuk mengingat Ia yang bersemayam di dLm Diri.