Merajut Warisan, Menyambut Masa Depan: Ujian Praktik Seni Budaya Kelas XII SMAN 1 Bontang

NM. Adnyani

Bontang, 15 Februari 2025 – Seni adalah jembatan yang menghubungkan masa lalu dan masa depan. Dengan semangat itu, peserta didik kelas XII SMAN 1 Bontang menghadirkan ujian praktik Seni Budaya yang spektakuler, mengusung tema “Legend of the Future, Legend of the Past – Welcome to Nusantara.”

Tema ini menggambarkan perjalanan waktu dalam kebudayaan Nusantara, di mana legenda masa lalu terus hidup dan menjadi inspirasi bagi generasi masa depan. Setiap kisah yang dipentaskan tidak sekadar mengisahkan kejayaan yang telah berlalu, tetapi juga menanamkan nilai dan identitas budaya bagi mereka yang akan datang.

Menghidupkan Kisah, Menghidupkan Budaya

Mata pelajaran Seni Budaya yang diampu oleh Ibu Dra. Warih Witjitra Wening, M.Pd. menantang siswa untuk menghadirkan pertunjukan teater bertemakan budaya Nusantara. Sebanyak 251 peserta didik kelas XII tampil dalam pementasan yang menggali akar budaya dari berbagai daerah di Indonesia:

• XII A – Mandar (“I Tui Tuing dan Gadis Arang”)

• XII B – Dayak (“Legenda Danau Lipan”)

• XII C – Kutai Kartanegara (“Sumpah di Pocepak”)

• XII D – Sumatra Utara (“Batu Gantung”)

• XII E – Sunda (“Lutung Kasarung”)

• XII F – Melayu (“Putri Hijau”)

• XII G – Betawi (“Si Mirah dari Marunda”)

Setiap kisah tidak hanya menghadirkan alur cerita yang menarik, tetapi juga memperkenalkan kekayaan seni peran, tari, musik, serta kostum khas daerah masing-masing.

Menyulam Kebersamaan dalam Harmoni

Lebih dari sekadar ujian praktik, pementasan ini juga menjadi momentum kolaborasi antarangkatan. Para siswa kelas XII melibatkan adik-adik kelas X dan XI sebagai prajurit, penari, dan pemusik. Kehadiran mereka menambah warna dan kekayaan visual dalam setiap pertunjukan, sekaligus menciptakan ikatan yang kuat antara generasi di SMAN 1 Bontang.

Bersama, mereka belajar bahwa seni bukanlah ajang persaingan, tetapi ruang untuk saling mendukung, merangkul perbedaan, dan menumbuhkan rasa bangga akan budaya sendiri. Dalam persiapan yang berlangsung sejak 6 Januari 2025, mereka tidak hanya berlatih peran, tetapi juga membentuk panitia, merancang properti, dan memperkaya pemahaman mereka tentang budaya yang mereka bawakan.

Tujuan Kegiatan: Lebih dari Sekadar Ujian

Ujian praktik Seni Budaya ini bukan sekadar pemenuhan kurikulum, tetapi juga memiliki tujuan yang lebih dalam:

1. Menanamkan kecintaan terhadap budaya Nusantara melalui seni teater.

2. Melatih kerja sama dan gotong royong antar siswa lintas angkatan.

3. Mengembangkan kreativitas dan keberanian berekspresi di atas panggung.

4. Mengenalkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam legenda daerah kepada generasi muda.

Tim Penilai Eksternal: Objektivitas dan Apresiasi

Untuk menjaga kualitas dan memberikan evaluasi yang objektif, ujian praktik ini menghadirkan tim penilai dari eksternal, yang terdiri dari:

✅ Praktisi seni dan teater lokal

✅ Budayawan daerah

✅ Alumni SMAN 1 Bontang yang berkecimpung di dunia seni

Kehadiran mereka tidak hanya memberikan penilaian yang lebih profesional, tetapi juga membuka wawasan para siswa tentang bagaimana seni dapat menjadi bagian dari kehidupan yang lebih luas.

Malam Puncak: Panggung Spektakuler di Gedung Serba Guna PKT Bontang

Pementasan digelar pada 15 Februari 2025 pukul 19.00 hingga selesai di Gedung Serba Guna Koperasi Karyawan PKT Bontang. Malam itu, panggung bukan hanya sekadar tempat para siswa menampilkan keterampilan mereka, tetapi juga menjadi saksi bagaimana seni menghidupkan jiwa, membangun kebersamaan, dan menuturkan kisah-kisah yang tak boleh dilupakan.

Sorot lampu, alunan musik, dan ketukan langkah para pemain membentuk simfoni yang menggetarkan hati. Orang tua, guru, serta para tamu undangan larut dalam setiap adegan, menyaksikan bagaimana anak-anak mereka bukan hanya menjadi pelajar, tetapi juga penjaga warisan budaya bangsa.

Di akhir pertunjukan, tepuk tangan panjang mengiringi senyum lega para peserta didik. Mereka telah menjalani perjalanan panjang, menghidupkan legenda, dan kini mereka sendiri menjadi bagian dari legenda baru.

Ujian praktik ini bukan sekadar tugas sekolah—ini adalah perjalanan rasa, perjalanan makna, dan langkah kecil menuju masa depan yang tetap berpijak pada akar budaya. Legenda masa lalu telah mereka ceritakan, kini mereka siap menulis legenda baru untuk masa depan.

Perjalanan Sunyi: Bertapa dalam Kehidupan

NM. Adnyani

Hidup semakin sunyi. Aku menyadarinya pelan-pelan, seperti embun yang mengendap di pagi buta—hadir tanpa suara, tapi meninggalkan jejak dingin di kulit. Dalam perjalanan sunyi ini, aku mengerti bahwa tak ada seorang pun yang bisa berjalan untukku. Mereka mungkin menemaniku sejenak, tapi langkah-langkah ini tetaplah milikku sendiri.

Lalu, apa yang sebenarnya kukejar selama ini? Pengalaman? Penantian? Perhatian? Atau sesuatu yang bahkan tak bisa kunamai?

Aku telah menatap kebenaran yang selama ini tersembunyi di balik hiruk-pikuk pencarian. Kebenaran yang tak selalu nyaman, yang tak selalu menyembuhkan seketika. Dan meski mataku telah terbuka, hatiku masih murung.

Aku pernah merasakan derai air mata di dalam diri. Tapi mata fisikku tidak menangis.

Tangisan itu tidak berwujud, tapi aku bisa mendengarnya. Jeritan yang menggema tanpa suara, menggambarkan betapa proses memahami kesunyian ini terasa menyayat.

Apa itu ketabahan?

Apakah ini tanda bahwa aku sedang menjadi lebih kuat? Atau justru aku sedang belajar menerima kelemahan yang selama ini kusembunyikan?

Mungkin ini adalah proses bertapa.

Bertapa bukan berarti pergi ke tempat jauh dan meninggalkan dunia, tetapi menghadapi keheningan di dalam diri sendiri. Duduk bersama kesunyian, merasakan kesepiannya, lalu mendengarkan bisikannya.

Bisa jadi, kesunyian ini bukan hukuman, melainkan jalan. Jalan menuju pemahaman yang lebih dalam tentang siapa aku sebenarnya. Jalan menuju kebebasan dari segala yang semula kupikir penting, tapi ternyata hanya bayangan.

Aku belum tahu kapan perjalanan ini akan selesai. Tapi untuk saat ini, aku akan diam sejenak, bernapas dalam-dalam, dan menerima sunyi sebagai bagian dari diriku.

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Mulai